TUKANG BEGAL DAN PEMBUNUH

TUKANG BEGAL DAN PEMBUNUH



Didik Ponco Sulistyo, pria warga Dusun Krajan Desa Puguh, Kecamatan Boja ini terbilang sadis. Ia naik pitam usai gagal menagih utang sebesar Rp 500.000 kepada Fitri Anggraeni, perempuan yang ia kencani selama 4 bulan terakhir.


Didik dan Fitri menjalin hubungan terlarang. Sebab, Didik merupakan pria beristri dan sudah mempunyai dua anak. Sedangkan, Fitri merupakan teman istrinya.

Didik mengungkap peristiwa berawal saat ia menjemput korban dan ingin mengajak ke rumahnya. Dengan alasan menjenguk istrinya di rumah sakit.

Padahal, saat itu Didik sudah mengantar terlebih dahulu istri dan dua anaknya ke rumah neneknya di Bendungan. Sebelum pembunuhan itu terjadi, keduanya sempat berhubungan intim di rumah Didik.

"Sesampainya di rumah, saya sempat berhubungan intim sekali dengan dengan Fitri," terangnya, Senin (26/2).

Usai melepas syahwat, Didik langsung menagih utang Rp 500.000 kepada korban yang saat itu baru selesai mandi dan tengah memakai celana.

Sayang, tagihan Didik dibalas umpatan serta makian dari korban. Emosi tersulut, ia langsung mendorong korban dan membenamkan kepalanya ke lantai. Sudah kadung emosi, Didik mengambil selendang dan langsung mencekik korban hingga tak bernyawa.

"Itu selama dua puluh menit," kata Didik.

Panik mengetahui selingkuhannya sudah tewas, Didik mendapat akal untuk mengubur korban dalam bak mandi. Untuk menghilangkan bau busuk, ia akan mengecor bak tersebut.

Lantas, Didik langsung membeli semen menggunakan mobil yang ia sewa.

Istrinya pulang dari Bandungan dan curiga karena bak mandi dalam keadaan dicor. Didik menjawab bak bocor dan dijadikan dudukan untuk tandon.

"Dua hari kemudian, istri kembali tanya. Kok ada bau bangkai di rumah, saya jawab itu bangkai tikus," ucapnya.

Agar tak ketahuan, bak mandi itu lalu ditutup lagi dengan pasir dan atasnya diberi plafon.

Usai membunuh, Didik jadi begal motor

Aktivitas Didik berjalan normal usai membunuh Fitria. Bahkan, ia mengaku sempat membegal motor yang melintas di Jalan Ngabean-Kliris. Ia menyabet punggung pengendara memakai tebu sebanyak tiga kali.

Uniknya, Didik berhadapan dengan pihak berwajib lantaran aksi begalnya itu. "Saya mengaku ke polisi, selain begal saya juga membunuh Fitri," terangnya.

Kepada polisi, Didik mengaku ketakutan karena dihantui bayang-bayang Fitria.

"Seolah-seolah Fitri ada di hadapan saya terus dan ngomong, kamu ta cekik kamu, ta cekik," kata Didik sembari menangis.

"Meski belum plong, tapi saya berharap dimaafkan. Mohon maaf untuk keluarga, keluarga korban. Saya khilaf, saya nekat," ujar Didik.

Kasat Reskrim Polres Kendal, AKP Aris Munandar menjelaskan Didik pernah dua kali dibui.

"Dia dipenjara di Ambarawa karena kasus yang ditangani Polres Ungaran. Pertama karena perampasan sepeda motor, dihukum empat tahun. Kedua karena penggelapan sepeda motor kena hukuman satu tahun tiga bulan," jelas Aris, di kantornya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer